Sabtu, 9 November 2013

"طلب العلم"

 Lama sangat rasanya tak post sesuatu dalam blog ni. Pejam celik pejam celik, dah nak masuk minggu ke 9 saya menjadi mahasiswi di Tanjung Malim, Perak. Terasa pantas sangat masa berlalu. Jadi, untuk entry kali ni, biar berilmiah sikit. Nah! bacalah...ianya tentang Menuntut Ilmu. Kalau waktu kat ppt dlu, tok guru selalu sebut : "Adab Mengatasi Ilmu". Teruntuk sekalian kalinya....inilah nasihat buat diri!

Seorang hamba tidak mengetahui apa yang dicintai Allah dan diredhaiNya kecuali melalui jalan para Rasul, untuk itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan untuk menuntut ilmu. Sesungguhnya sesuatu yang paling besar untuk diwariskan berdasarkan kesepakatan penduduk bumi adalah ilmu. Dan yang dimaksud dengan ilmu adalah Ilmu syar’I yang dapat mendekatkan seorang hamba kepada Rabbnya.

Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

إن الأنبياء لم يورثوا ديناراً ولا درهماً إنما ورثوا العلم

“ Sesungguhnya para Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak mewariskan dinar, tidak pula dirham. Mereka hanyalah mewariskan ilmu “

Imam Bukhari ketika menyebut kitab Ilmu di shahihnya, memulai dengan menyebut Keutamaan ilmu. 

Beliau berkata: Bab “Ilmu itu sebelum perkataan dan perbuatan.” 


Kemudian menyebutkan firman Allah, “Maka ketahuilah (ilmuilah), bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (Tuhan)  yang berhak disembah selain Allah.“

Maka amal perbuatan itu tidak diterima kecuali apabila berlandaskan atas ilmu.


{Seorang hamba tidak mengetahui apa yang dicintai Allah dan diredhaiNya kecuali melalui jalan para Rasul, untuk itu NabiShallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan untuk menuntut ilmu}


 Beliau bersabda :

من سلك طريقاً يلتمس فيه علما سهل الله له طريقاً إلى الجنة

“Barang siapa menití jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah memudahkannya jalan menuju syurga.”



أخي لن تنال العلم إلا بستةٍ ……….. سأنييك عن تفاصيلها ببيان
ذكاء وحرص وافتقار وغربة ………….. وتلقين أستاذٍ وطول زمان
Saudaraku, engkau tidak akan mendapatkan ilmu, melainkan dengan enam perkara
Kuberitahukan kepadamu rinciannya secara jelas
Kecerdasan, bersungguh-sungguh, merasa amat perlu, mengasingkan diri,
bimbingan ustaz dan waktu yang lama.


Orang yang menuntut ilmu syar’i yang dapat mendekatkannya kepada Allah adalah orang yang mempunyai cita-cita tinggi, tidak peduli dengan hal yang remeh. Akan tetapi, menuntut ilmu tidak akan diperoleh seseorang melainkan apabila telah terkumpul padanya beberapa sifat yang telah disebutkan para ulama :

Sifat-sifat  itu diantaranya ialah:



1. Kecerdasan

Ilmu tidak diberikan kepada orang bodoh.Dan diantara tanda-tanda kecerdasan penuntut ilmu iaitu melakukan hal yang kecil sebelum yang besar. 

Sebagaimana disebutkan al Bukhari pada firman Allah :

ولكن كونوا ربا نيين
“akan tetapi (dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani.”(Al imran : 79)
Yang dimaksud rabbani adalah orang yang mengajarkan dari hal yang kecil sebelum hal yang besar. Dia mulai dari apa yang bersifat fardlu ‘ain baginya, maka ia mulai dengan tauhid. Wajib bagi penuntut ilmu mempunyai kecerdasan, kerana kecerdasan ini akan memberinya manfaat dalam mendapatkan ilmu.


2. Bersungguh-sungguh


Suatu hal yang paling besar yang banyak diperhatikan oleh penuntut ilmu adalah waktu. Waktu merupakan umur. Maka ulama kita –semoga Allah merahmati mereka- adalah orang yang paling perhatian dalam masalah waktu.
Imam Abu Muhammad Abdurrahman bin Abi Hatim Ar Rozi berkata : ”Kami memasuki Mesir dan menetap selama tujuh bulan. Kami tidak pernah merasakan kuah. Pada siang hari kami belajar kepada Syeikh, dan pada malam harinya kami menyalin materi”.
Kemudian dia berkata, ”Lalu kami pergi untuk mengikuti pelajaran salah satu syeikh., ketika sampai di sana kami mendapati syeikh sedang sakit. Lalu kami hendak makan dan membeli ikan. Setelah itu kami membawanya ke rumah tersebut dan ternyata jadual syeikh yang lain pula untuk mengajar. Lalu kami tinggalkan ikan tersebut dan kami berangkat.” 
Setelah selesai pelajaran, dia berkata : ”Kami tidak sempat memanaskannya sehingga kami memakannya dalam keadaan mentah.” Hal ini menunjukkan perhatian mereka yang besar terhadap waktu.


3. Merasa amat memerlukan

Meskipun engkau telah memperoleh ilmu, jangan mengira bahwa dirimu berada di atas segalanya. Merasa amat memerlukan adalah hal yang penting bagi penuntut ilmu dengan selalu merasa bahwa dia belum mencapai sesuatu.
Imam Bukhari, seorang ulama besar menceritakan tentang muridnya Imam Tirmidzi.
Betapa indahnya perkataan Sufyan Ats Tsauri : Seseorang  tidak akan mulia sampai mengambil ilmu dari orang yang lebih pandai darinya dan dari orang yang semisalnya dan yang berada di bawahnya.”
Merasa amat memerlukan bagi seorang penuntut ilmu itu sangat penting. 

Dasarnya adalah tawaddu' dan menjaga jiwa.

4. Ghurbah (mengasingkan diri )

Ghurbah di sini mempunyai dua makna:
  • Melakukan perjalanan jauh untuk menuntut ilmu.Iaitu kamu meningggalkan keluarga dan tempat tinggalmu untuk menuntut ilmu. Perjalanan ini merupakan sesuatu kebanggaan para ulama terdahulu terutama ulama hadits. Apakah di antara kita saat ini ada yang memiliki keinginan yang kuat meski berada di kejauhan ketika mendengar hadits, ”Barangsiapa yang mengatakan Lailaha illallah Muhammad Rasulullah, dibukakan baginya pintu surga.”
  • Tidak berkumpul dengan manusia.Iaitu sesungguhnya teman-temanmu yang bersamamu dalam menghabiskan waktu adalah para penuntut ilmu. Sehingga engkau merasa asing jika berada di suatu tempat yang penduduknya bukan penuntut ilmu.
5. Bimbingan Guru

Maka merendahlah kamu di hadapan guru meskipun engkau memiliki ilmu yang tidak dimilikinya.
 Betapa indahnya apa yang dikatakan oleh Mujahid bin Jabrrahimahullah
”Tidak akan memperoleh ilmu dua golongan, orang yang malu dan orang yang takabbur.”

Mengambil ilmu dari para guru (Syeikh) memberimu 3 faedah :
  • Mempersingkat waktu. Kitab yang biasa engkau baca dalam waktu satu bulan, maka dengan bimbingan guru dapat diringkas hanya dalam beberapa waktu saja dengan ringkasan yang baik.
  • Meluruskan pemahaman yang keliru.
  • Mengajarkan adab.

6. Waktu yang lama


Menuntut ilmu itu dalam waktu yang lama merupakan hal yang sangat penting bagi penuntut ilmu. Penuntut ilmu itu tidak boleh terburu-buru dan merasa cukup dengan sedikit dari apa yang sudah dipelajarinya. Dan tidak boleh merasa cukup dengan membaca buku saja. Maka wajib baginya untuk menuntut ilmu sepanjang umur dan waktu.

Sifat-sifat ini jika dimiliki seorang penuntut ilmu, niscaya akan tercapai tujuannya.

Apa yang penting!




Bersifat Rakuslah (merasa amat perlu) dalam menuntut Ilmu. Bilamana sifat rakus ada dalam diri penuntut ilmu, maka dia akan 'gila-gila' dan 'melahap' seluruh sajian Ilmu yang dihadapkan padanya. Dia tidak akan pernah puas.  Ketika telah menguasai satu bidang ilmu, maka dia akan berusaha untuk mempelajari satu bidang yang lain, dan begitu seterusnya. Bagi mereka ilmu adalah segala-galanya! sehingga tidak mudah terkecoh dengan godaan-godaan di sekitarnya, efeknya, tidak ada waktu terbuang, kecuali digunakan untuk belajar, belajar, dan belajar.


Sebagaimana yang diutarakan oleh Syaidina ‘Ali Karamullahu Wajhah, bahwa salah satu di antara yang membezakan ilmu dengan harta adalah jika ilmu itu menjaga pemiliknya, sedangkan harta itu harus dijaga .



Rasulullah pernah bersabda, “Barang siapa yang menghendaki kebahagiaan di dunia, maka hendaknyalah dia meraihnya dengan ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan kebahagian di akhirat, maka gapailah ia dengan ilmu, dan barang siapa menghendaki kedua-duanya, maka tengguhlah pula ia dengan ilmu.” (Al-Hadits).



Kerakusan ini akan berbuah keberkahan. Oleh itu, mari kita memposisikan kerakusan pada posisi yang mampu mengundang keberkahan bagi diri kita masing-masing, bukan sebaliknya yang dapat mendatangkan malapetaka kehancuran hidup, di dunia dan di akhirat. Berkah (barakah) sendiri –menurut pendapat para ulama- adalah ‘ziadatul khoir’ (tambahnya kebaikkan). Semoga kita termasuk di dalamnya.

 Wallahu ‘alam bis-shawab.

jgn lupa masuk sini : http://www.novieffendi.com/2012/04/keutamaan-dan-adab-menuntut-ilmu-2.html

0 comments: